Sebagai seorang muslim, memenuhi kewajiban rukun Islam yang ke lima ini adalah satu hal yang patut diperjuangkan. Bukan hanya nilai kewajiban yang menjadikan ibadah ini begitu penting, tetapi juga makna historikal tentang perjalanan Nabi Ibrahim dalam mencari kebenaran akan Tuhannya.Ibrahim dikenal sebagai bapak monotheism, Beliaulah yang awalnya berusaha merubah budaya dan pemikiran kaumnya dari budaya dan pemikiran polytheism, menganut kepercayaan kepada banyak tuhan atau dewa, kepada budaya dan pemikiran monotheism yang menagnut kepercayaan terhadap satu Tuhan. Oleh karena ini agama-agama samawi yang berkembang dalam peradaban manusia, semua merujuk kepada Beliau. Karena beliaulah yang menegakkan konsep ketauhidan.
Berhaji sendiri sebenarnya adalah salah satu usaha seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya. Ibadah yang membutuhkan pengorbanan yang banyak, tidak hanya pengorbanan berupa materi, tetapi juga waktu dan pengorbanan hati untuk bisa senantiasa ikhlas.
Semestinya di hati kecil setiap muslim itu menyimpan keinginan untuk berangkat Haji, karena di sanalah letak kesempurnaan rukun Islam yang selama ini dipercaya. Meskipun memang biaya haji yang dibutuhkan cenderung bertambah tiap tahunnya,namun tidak menjadi kendala bagi hati yang telah merindu panggilan-Nya. Hampir setiap tahun, jumlah jamaah yang beraangkat ke tanah suci terus meningkat, berbanding lurus dengan biaya haji yang juga makin naik dari waktu ke waktu.
Antusiasme jamaah yang hendak pergi haji, agaknya tidak pernah surut meski mereka harus rela menanti sekian tahun untuk mendapatkan tempat duduk. Apa yang menjadi penyemangat mereka??? Tidak lain adalah sebuah keimanan yang terpatri dalam hati. Pergi haji, adalah satu cita-cita yang seringkali menginspirasi sebuah perjuangan hidup seorang muslim.
Begitu banyak cerita yang kita dengar tentang sebuah perjuangan keras untuk bisa naik haji dari orang-orang kecil yang notabene-nya hanyalah seorang pedagang kecil yang untuk menghidupi keluarga saja sudah susah. Namun itulah kekuatan dari doa yang terus dilantunkan...Sehingga Alloh pun dengan kuasa-Nya begitu mudah mengabulkan keinginannya.
Pernah takjum dengan cerita seorang kawan lama, ibunya seorang pedagang kue keliling yang hanya memiliki laba bersih sekitar Rp. 25.000 setiap harinya. Dari laba bersih itu ia harus menyisihkan untuk biaya sekolah dan biaya makan keluarganya. Suaminya sudah meninggal dunia sejak anak-anaknya masih kecil. Namun ia tidak pernah mengemis untuk meminta belas kasih untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dan ia pun masih bisa menanamkan cita-cita sucinya untuk pergi haji di dalam hatinya.
Tekad yang kuat dan doa yang tak kunjung putus, membuat Alloh makin mencintai beliau. Rupiah demi rupiah pun dikumpulkan dengan segala daya upaya. Dan yang paling menakjubkan, adalah keistiqomahan beliau dan cara beliau menabung....setiap harinya beliau menyisihkan Rp. 5.000 yang beliau simpan dalam sebuah kaleng bekas susu. Kemudian kaleng itu disimpannya dalam sebuah kotak kayu yang diletakkannya dibawah tempat tidurnya. Di kotak itu beliau tuliskan....”Untuk Pergi Haji, Amin...” Setiap hari ia terus mengelus kotak itu sambil terus berdoa...”Kabulkanlah keinginan Hamba, Ya Alloh...” Setelah satu bulan, kotak itu dibukanya. Uang yang ada di kaleng susu itupun dihitungnya dengan teliti. Kemudian ia pun membawa uang itu ke pasar dan dibelikannya emas. Dan emas itupun dibawa ke rumah untuk disimpan berdampingan dengan kaleng susu itu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berganti. Tidak terasa sudah hampir 5 tahun ikhtiar itu dilakukannya. Namun ternyata, biaya ongkos haji pun ikut merangkak naik...Alloh pun menjawab semua doanya. Seiring dengan anjloknya nilai rupiah, ternyata kepingan-kepingan emas yang sudah disimpannya selama lima tahun, nilainya justru naik dengan fantastis. Beginilah cara Alloh mengangkat hamba-Nya yang telah berpayah-payah dalam menunaikan kewajiban sebagai hamba, untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Dengan begitu mudahnya, Alloh melapangkan jalan ibu tua itu untuk pergi haji.
Satu hal yang bisa menjadi catatan penting untuk kita adalah, biaya haji yang setiap tahunnya merangkak naik, janganlah menjadi satu alasan untuk menggugurkan kewajiban kita untuk menggenapkan rukun Islam yang ke lima itu. Seberapa berat perjuangan yang kita lakukan untuk mewujudkan keinginan kita untuk menunaikan ibadah haji, pasti akan dinilai oleh Alloh, yang kita butuhkan hanyalah terus berdoa, berikhtiar dan bersabar.
Untuk mengantisipasi kenaikan ongkos pergi haji, ada baiknya kita menabung dalam bentuk kepemilikan emas. Karena disamping melindungi aset kita dari gerusan inflasi, menabung emas, dalam dinar lebih baik, juga sebagai bentuk penegakan muamalah.
Karena ada enam benda yang dianjurkan oleh Rasulullah sebagai alat tukar dalam perdagangan, diantaranya adalah emas atau dinar dan perak atau dirham. Di samping karena nilainya yang relatif stabil, dengan menyimpan emas secara tidak langsung kita juga menyelamatkan aset kita dari inflasi yang makin lama makin naik karena banyaknya uang yang beredar.